AnimalEnvironment

Tesso Nilo Sekarang, Bukit Tigapuluh Kemudian?

Geopix menerbitkan peringatan tentang dampak operasi penertiban kawasan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo. Annisa, Senior Wildlife Campaigner Geopix mengatakan, “Setidaknya 15.000 perambah, harus keluar dari Taman Nasional. Cepat atau lambat, mereka berpotensi besar membahayakan wilayah lindung sekitarnya, terutama Bentang Alam Bukit Tigapuluh, rumah bagi gajah, harimau, dan orangutan Sumatera”. 

 

Para perambah wilayah konservasi ini sebagian besar berasal dari wilayah Sumatera Utara yang  tidak memiliki lahan sendiri dan dimobilisasi terstruktur oleh pemodal atau mafia lahan. Sementara itu, Provinsi Jambi merupakan wilayah terdekat Provinsi Riau, dan berbagi perbatasan secara administratif di Bentang Alam Bukit Tigapuluh, saat ini juga menghadapi tantangan serius dalam kasus perambahan dan kejahatan Tumbuhan dan Satwa Liar yang dilindungi (TSL) lebih dari 2 dekade karena minimnya penegakan hukum yang tegas. Itulah mengapa Bentang Alam Bukit Tigapuluh saat ini ibarat makanan di piring yang siap disantap. 

 

Geopix menyerukan seluruh pemangku kewenangan dan kepentingan konservasi untuk bersiap menghadapi situasi terburuk dan memperkuat pengamanan di wilayahnya, serta menggunakan momentum ini dengan mendukung penuh Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH)  dalam operasinya. termasuk penangkapan aktor-aktor dibalik perambahan masif dan terstruktur ini untuk melindungi hutan, masa depan kehidupan satwa liar dan anak cucu kita.

 

 

Tesso Nilo Now, Bukit Tigapuluh Next?

 

Geopix issued an alert regarding the potential impact of law enforcement operations in Tesso Nilo National Park. Annisa, Senior Wildlife Campaigner at Geopix, stated, “At least 15,000 illegal settlers must be removed from the National Park. Sooner or later, they pose a significant threat to the surrounding protected areas, especially the Bukit Tigapuluh Landscape, home to Sumatran elephants, tigers, and orangutans.

 

These encroachers in this protected area largely come from North Sumatra, where they have no land of their own and are systematically mobilized by financiers or land mafia. Meanwhile, Jambi Province, which borders Riau and shares administrative boundaries within the Bukit Tigapuluh Landscape, is also facing serious challenges with encroachment and wildlife crime that have persisted for over two decades due to weak law enforcement. This has made the Bukit Tigapuluh Landscape akin to a meal on a plate—ready to be eaten.

 

Geopix calls on all authorities and conservation stakeholders to prepare for the worst-case situation to strengthen protection efforts in their areas, and seize this momentum by fully supporting the Forest Area Enforcement Task Force (Satgas PKH) in its operations—including the arrest of key actors behind this massive and systematic encroachment—to safeguard our forests, the future of wildlife, and the next generations.”

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button